Timah adalah logam lunak berwarna putih keperakan yang sangat ringan dan mudah meleleh. Karena sangat lunak, timah jarang digunakan sebagai logam murni.
Sebaliknya, timah digabungkan dengan logam lain untuk membuat paduan yang memiliki banyak sifat menguntungkan dari timah. Adapun proses pembentukan bijih timah (Sn) berasal dari magma cair
yang mengandung mineral kasiterit (SnO2). Pada saat intrusi batuan granit naik ke permukaan bumi, maka terjadi fase pneumatolitik, dimana terbentuk mineral-mineral bijih diantaranya bijih timah (Sn).
Bijih timah yang ditambang di Indonesia umumnya adalah dari jenis endapan timah aluvial dan sering disebut sebagai endapan timah sekunder atau disebut timah placer.
Jenis bijih timah ini sudah terlepas dari endapan induknya yaitu timah primer, dan oleh air diendapkan kembali di tempat lain yang lebih rendah.
Saat ini, baja merupakan salah satu material paling umum di dunia, dengan produksi lebih dari 1,3 miliar ton tiap tahunnya menggantikan besi tempa.
Baja merupakan komponen utama pada bangunan, infrastruktur, kapal, mobil, mesin, perkakas, dan senjata. Saat ini, Indonesia baru memproduksi baja kasar sebanyak 14,3 juta ton,
jauh tertinggal dari Tiongkok 1.032,8 juta ton, India 118,2 juta ton, Jepang 96,3 juta ton, Amerika Serikat 85,8 juta ton, Rusia 75,6 juta ton, dan Korea Selatan 70,4 juta ton.
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa peluang berkembangnya industri baja nasional masih sangat besar.